Kisah Kelam Dunia Perbankan (Part II)

Hi Nice People!

Masih ingat Kisah Kelam Dunia Perbankan (Part I) ?

Aku mau lanjutin nih kisahnya.
Dalam perjalanan menjadi Marketing Bank selama 7 tahun, aku punya segudang pengalaman menarik, pengalaman yang baik maupun pengalaman yang buruk. Dan kali ini aku akan menceritakan kembali pengalaman buruk menjadi banker. Yuk kita mulai!


--- 'Prostitusi' Terselubung ---

Baca sub judul di atas aja rasanya serem ya. Maaf itu sedikit hiperbola, karena penggunaan kata prostitusi sebenarnya seperti Penjaja Seks. Tapi ini mirip loh!

Aku ceritakan ya ...........

Di bank itu nasabah berbagai macam jenisnya. Beberapa nasabah laki-laki ada yang memang sengaja meminta untuk ditangani oleh marketing wanita saja. Maka ketika pembagian tugas, atasan bisa saja mengatakan hal seperti ini :

"Elsa, kamu handle ya si om A, dia maunya dihandle sama cewe aja"
"Ini nih ada nasabah rada ganjen, kamu rayu dikit aja pasti mau closing (beli produk) sama kamu"

Kayak dimanfaatin ga sih? Mentang-mentang nasabahnya rada ganjen, lalu sengaja memasangkan dengan marketing yang cantik atau yang seksi, dengan tujuan agar TARGET mudah tercapai.

It happen, guys!

Lalu ada lagi nih cerita, ga terjadi di aku. Dan aku ga melihatnya langsung. Kebetulan aku diceritakan bagaimana sang atasan berucap kepadanya (marketing wanita juga).

"Nis, marketing tuh kerja jangan pake celana melulu, pakai rok yang pendekan. Pake celana mulu gimana mau dapet nasabah lu"

Miris ga sih? Masa gara-gara ga pakai rok, bisa susah dapet nasabah? Ini memanfaatkan gender untuk mencari nasabah dong, ga bener sih menurut ku.

Ada juga marketing yang mau aja dipegang pahanya sama nasabah, karena itu nasabah udah bantu beli produk. Ini aku liat depan mataku sendiri, marketing itu dielus pahanya dan pinggangnya dirangkul-rangkul sama si nasabah. Kenapa marketingnya ga marah? Ga bisa, nanti kalau nasabahnya ga jadi beli produk, pasti atasannya marah.

Ha ha ha, jadi sub judul ku yang di atas, mencerminkan situasi yang aku ceritakan atau ngak?

Lanjut yuk ke sub judul berikutnya.


--- Jadi 'Pengemis' ---

Aku info dulu ya sedikit, bank itu punya segudang produk yang bisa dipasarkan untuk nasabah. Maka dari itu bank merupakan one stop solution untuk para nasabah atas permasalahan financial yang nasabah hadapi.

Tapi ada kalanya, bank punya produk yang HARUS DIJUAL, tapi kebetulan NASABAH BELUM BUTUHKAN.

Dan produk inilah musuh besar marketing, apalagi ketika atasan bilang begini :

"Ayo dong Sa, keluarin ngemis skill kamu"
"Minta tolong si Pak B untuk beli produk ini lah, kamu kan udah baik maintain dia, masa minta tolong satu kali, dia ga mau bantu?"

Hey!
Ini cara berjualan yang menurut ku ga profesional, tapi diturunkan turun-temurun oleh para atasan ke anak buahnya, untuk berjualan dengan cara minta tolong.

Ibarat ibu-ibu bawa anak jualan koran kemarin (koran bukan hari H) di lampu merah, ada orang membuka kaca mobil, lalu membeli hanya karena kasihan. Orang yang beli butuh ga tuh koran? Belum tentu. Mungkin beli hanya karena "Ibu itu masih ada effort, setidaknya dia ga jadi pengemis", lalu korannya nanti dipakai untuk bungkus tulang, ga dibaca.

Lalu misalkan aku menolak berjualan dengan cara meminta tolong seperti itu. Atasan ku bisa saja mengajak menemui nasabah itu bersama, lalu dia yang MEMOHON ke nasabah tersebut.

"Yah, ayo lah pak, bantu-bantu untuk targetnya Elsa"

Ketika atasan mu melakukan hal itu, apa mungkin kamu di posisi itu ga ikutan memohon?
Apa mungkin kamu membiarkan atasan mu yang memohon sendirian?


Ha ha ha ha

Kejam kan dunia perbankan, udah kayak masuk dalam dunia 'Prostitusi' dan dunia 'Pengemis'.

--- Bersambung ---

Nanti kita cerita lagi ya!
Have a happy life, Nice People!

Comments