Travel : Perdana Naik Gunung Papandayan

Hi Nice People!

Aku mau sharing pengalaman pertama kali naik gunung. Kalo kata temen temen lain sih, ini gunung cetek. Gunungnya di Garut, namanya Gunung Papandayan.

Naik gunung ini ikut open trip sama GoEscape. Jadi sama orang orang lain yang kita ga kenal. Dan emang rada jiper sih, karena liat mereka yang udah biasa naik gunung, persiapannya luar biasa banget. Keliatan dari tas bawaannya. Kalo pendaki pemula peralatan semua seadanya.

Aku pribadi ga ngerti apa aja yang harus dibawa. Sampai salah satu peserta yang kebetulan kenal, Ci Caroline, dia yang siapin info barang barang apa aja yang harus dibeli dan harus dibawa untuk naik gunung yang katanya cetek itu.

Okeh persiapan sudah dianggap siap. Dan hari H pun tiba. Kita semua ketemuan di McD Sarinah jam 2 pagi. Lalu naik mini bus ke Garut, dan perjalanan dengan mini bus harus berakhir di kaki gunung itu.

Di sana udah disewain porter yang bantu untuk bawa barang barang berat untuk naik ke atas. Kalo kelebihan bawa barang bisa nitip sama porter rombongan ini. Aku ga nitip apa apa karena emang ini isi tas juga cuma seadanya. Kan cuma 1 malam aja di atas, lalu besok paginya udah turun lagi.

Naik naik ke puncak gunung pun dimulai. He he he padahal kata orang Papandayan mana ada puncaknya sih, bentuknya rata sana sini.

Kaget kagetan ku pun dimulai. Mereka bawa tracking stick dan aku ga punya. Apakah itu benar dibutuhkan, aku panik. Mereka pakai sarung tangan, aku ada beli yang buat dingin, tapi sepertinya dipakai nanti malam. Mereka pake sepatu gunung, aku pakai sepatu kets. Hahaha kacau.

Stamina yang selama ini dipakai cuma untuk berdiri di dalam bus. Duduk santai di kantor. Naik tangga halte busway yang gitu gitu doang, kali ini jalan nanjak yang konsisten dan panjang. Badannya rada kaget sih.

Oh iya dan ada kejadian, aku kepeleset gara gara pakai sepatu kets dan jalan di tempat berpasir. Kaget, untung ga merosot ke jurang. Langsung dibangunin sama Ci Caroline, sambil dikasih semangat yang menenangkan, "ah gapapa, gw juga sering kepeleset begitu".
Kalau orang yg expert naik gunung aja bilang begitu, maka dalam hatiku tenang. Baiklah, aku adalah orang biasa yang bisa kepeleset pasir. Wkwkwkwk.

Sesampainya di tempat bermalam, sudah ada tenda. Ini katanya open trip ala sultan, ga perlu bangun bangun tenda, udah ada orang yang bangunin. Udah ada porter yang bawain barang dan peralatan. Makanan udah ada yang masakin. Bener bener tinggal duduk makan. Kalo malem, api unggun ada yang jagain, sewa seorang abang untuk begadang, untuk memastikan api unggun tetap menyala sampai pagi sehingga orang se-grup yang tidur di tenda merasa lebih hangat.

Oh ya, by the way kalo soal makanan. Kalo boleh jujur, setelah lelah naik gunung, makanan di atas gunung walau cuma nasi telor mentega royco, itu jadi makanan paling enak yang pernah aku makan. Bener bener ya, orang harus menderita dulu baru bisa bersyukur. Hiks.

Pantesan katanya ini gunung cetek. Ini gunung yang effortnya dikit. Sampe atas banyak warung. Ada wc umum. Dan ga dingin dingin banget. Kata yang udah sering naik gunung, pipis tuh di tanah, masuk ke utan utan gali tanah kalo mau pupup. Mau makan bawa sendiri makanan di tas, lalu masak sendiri. Di Papandayan kalo kurang makanan atau cemilan, tuh ada warung tinggal beli. Lengkap juga warungnya, ada gorengan, ada indomie, ada coklat coklat gitu, macem macem lah. Kalo kuat dingin, tuh ada kamar mandi tinggal mandi. Jadi Papandayan beneran gunung cetek.

Sebelum malam tiba, kita sempatkan diri foto foto. Ini pertama kalinya juga aku liat bunga edelweiss yang masih di semaknya. Edelweiss itu katanya bunga abadi, hanya tumbuh di dataran tinggi. Karena langka, makanya sedikit apapun ga boleh dipetik. Semua pecinta alam, sejatinya sudah paham hal hal seperti ini, mana boleh dan mana ga boleh. Aku senang, masih banyak orang yang mencintai lingkungan. Semoga kedepannya lebih banyak lagi orang yang mencintai lingkungan.


Waktu malam tiba, aku pakai baju sampai 4 lapis. Aku takut kalau terlalu dingin bisa kena hipotermia seperti yang orang orang bilang. Pakai jaket, sarung tangan, celana panjang juga 2 lapis, lalu kaos kaki ga dilepas. Lalu mereka yang sudah pengalaman merasakan cuaca, melihat langit, dan memutuskan mari kita hunting MILKYWAY. Katanya langitnya lagi cerah, sebentar lagi akan keliatan milky way.

Setting kamera, antri foto. Dan cekreekk..

Ga pernah aku liat langit seindah itu di malam hari. Ga pernah aku liat bintang sebanyak itu di malam hari. Pengalaman tidur beralaskan tanah, berselimutkan langit penuh bintang. Aku bersyukur.

Dan ini pun pertama kalinya aku tidur di dalam tenda. Sebelumya memang belum pernah sama sekali camping. Baru tau rasanya, kalau tidur dalam tenda itu berisik, suara kiri kanan juga kedengeran. Tanah juga rasanya dingin banget. Padahal udah masuk sleeping bag.

By the way, waktu malam, orang yang grup lain, di tenda sebelah katanya ada yang terserang hipotermia, sampai muntah2. Aku ga tau juga sih bener atau ngak. Ternyata gunung cetek pun tetap ada resiko ya. Dan hipotermia itu bahaya bisa menyebabkan kematian.

Subuh pun tiba. Karena tidur juga ga nyenyak nyenyak amat, rasanya pagi koq lama bener. Akhirnya bangun mau hunting sunrise. Banyak orang dari grup yang sama prefer lanjut tidur. Tapi ada beberapa yang memang sudah bertekad hunting sunrise, katanya mau timelaps. Itu loh, yang rekam matahari dari belum terbit sampe mataharinya naik ke atas, tapi nanti hasil akhir videonya kyk cepet cepet gitu.

Hunting sunrise juga menyenangkan. Kebetulan cuaca cerah, jadi mataharinya pasti keliatan.

So pretty, nanjak cape gapapa, tidur kurang gapapa, kedinginan gapapa, semua yang menderita menderita gapapa. Karena ini semua TERBAYARKAN.

Balik ke camp! Beres beres. Buangin sampah. Makanin snack2 yang udah dibawa ke atas. Jangan sampe dibawa turun lagi karena berat dan ribet kan. Setelah itu perjalanan turun masih ketemu beberapa spot foto.

Turun ke kaki gunung dengan selamat, walau pelan pelan karena takut kepeleset. Sudah sampai duduk cantik di warung sambil pesan Indomie paling enak sedunia. Sambil ngobrol ngobrol dengan kenalan baru dari trip ini. Udah dapat signal, tukeran Instagram.

Lalu perjalanan pulang dari Garut semua tidur pulas di mini bus. Dan sampai di Sarinah lagi udah malem. Ada kecewa ada seneng harus balik ke Jakarta. Ya walaupun setelah itu aku memilih bersyukur aja, karena enak istirahat di rumah toh keadaan badan pegel pegel.

Thank you Go Escape untuk open trip nya.
Thank you Ci Caroline atas supportnya mulai dari persiapan sampai selama perjalanan.

Perjalanan kali ini menyenangkan!


See you again di cerita travel aku lainnya.
Have a happy life, Nice People!

Comments