Hi Nice People!
Kali ini aku bukan bermaksud untuk membagikan pengetahuan mengenai Covid-19 or Corona Virus yang sedang ramai-ramainya beredar di seluruh dunia. Aku cuma mencoba menyampaikan beberapa perubahan yang sudah dirasakan oleh orang-orang terkait after effect dari Corona Virus ini sendiri.
Saat kemunculan pertama Corona Virus, ramai-ramai orang di seluruh dunia melakukan pemborongan. Tak perlu jauh-jauh. Indonesia sejak diumumkan pertama kali ada 2 WNI positif terkena Corona Virus, tak lama siang-sore-malam semua swalayan ramai diserbu pembeli. Warga +62 sibuk mempersiapkan diri menghadapi 'survival'. Yang dibeli rata-rata adalah mie instan, makanan kaleng, telur, hingga tissue.
Harga masker dan hand sanitizer tiba-tiba melambung tinggi. Hukum ekonomi, permintaan meningkat, harga ikut meningkat. Tapi ini berlebihan sekali. harga masker yang dulu ku beli 15.000 per box isi 50. sekarang bisa lebih dari 300.000. Pakai masker di jalanan sudah seperti tren fashion terbaru.
Kesulitan ketika membiasakan diri untuk tidak menyentuh wajah, mulut, mata, hidung sendiri, karena katanya penularan bisa masuk dari sana. Jadi sering cuci tangan pakai sabun, tangan sampai keriput-keriput.
Kemunculan Work From Home, dilakukan berbagai perusahaan dan sekolah, dengan tujuan karyawan tidak perlu berada di tempat terlalu ramai, sehingga penyebaran virus dapat lebih terkontrol.
Karena hand sanitizer yang terlalu mahal, maka tiba-tiba juga muncul banyak sekali merk hand sanitizer yang entah dari mana. Plus ada juga resep membuat hand sanitizer sendiri.
Dulu bersin, ada temen yang jawab "bless you", kalau sekarang bersih, orang ngeliatin dengan tatapan "fuck you". Dulu batuk, orang biasa aja, sekarang kalau batuk, sejuta umat menatap seolah-olah yang batuk itu adalah virusnya. Dulu radang tenggorokan bisa cuek ga perlu ke dokter, sekarang kalo radang ga ke dokter dibilangnya egois, ga mikirin orang lain yang imun tubuhnya kurang baik.
Perubahan cara salaman, demi mengurangi pertukaran virus. No more shake hand, no more high five, no more fist bump, coba cara baru, salam dengan Namaste atau salam kaki. Agak awkward, tapi ya sudah lah. Segala cara pencegahan kita coba untuk lakukan saja.
Oh ya, karena ini virus baru, jadi semua negara coba meneliti dari ciri-ciri dan penanggulangannya. Jadi berangkat dengan pengetahuan yang ada mengenai wabah-wabah virus sebelumnya, disimpulkanlah : "Jangan kumpul-kumpul dulu, jangan banyak ke tempat umum, konsumsi vitamin dan jaga imun tubuh, karena Corona Virus yang belum ditemukan vaksinnya ini ternyata bisa sembuh dengan imun tubuh yang kuat"
Bumi seperti sedang mengalami masa istirahat. Tempat-tempat wisata sepi, mall dan pasar pun sepi.
Dear Earth,
Get well soon yah!
Akhir kata, stay safe untuk semua temen-temen.
Semoga kita semua bisa cepat melalui badai ini, bisa beraktivitas normal kembali.
Have a happy life, Nice People!
Kali ini aku bukan bermaksud untuk membagikan pengetahuan mengenai Covid-19 or Corona Virus yang sedang ramai-ramainya beredar di seluruh dunia. Aku cuma mencoba menyampaikan beberapa perubahan yang sudah dirasakan oleh orang-orang terkait after effect dari Corona Virus ini sendiri.
Saat kemunculan pertama Corona Virus, ramai-ramai orang di seluruh dunia melakukan pemborongan. Tak perlu jauh-jauh. Indonesia sejak diumumkan pertama kali ada 2 WNI positif terkena Corona Virus, tak lama siang-sore-malam semua swalayan ramai diserbu pembeli. Warga +62 sibuk mempersiapkan diri menghadapi 'survival'. Yang dibeli rata-rata adalah mie instan, makanan kaleng, telur, hingga tissue.
Harga masker dan hand sanitizer tiba-tiba melambung tinggi. Hukum ekonomi, permintaan meningkat, harga ikut meningkat. Tapi ini berlebihan sekali. harga masker yang dulu ku beli 15.000 per box isi 50. sekarang bisa lebih dari 300.000. Pakai masker di jalanan sudah seperti tren fashion terbaru.
Kesulitan ketika membiasakan diri untuk tidak menyentuh wajah, mulut, mata, hidung sendiri, karena katanya penularan bisa masuk dari sana. Jadi sering cuci tangan pakai sabun, tangan sampai keriput-keriput.
Kemunculan Work From Home, dilakukan berbagai perusahaan dan sekolah, dengan tujuan karyawan tidak perlu berada di tempat terlalu ramai, sehingga penyebaran virus dapat lebih terkontrol.
Karena hand sanitizer yang terlalu mahal, maka tiba-tiba juga muncul banyak sekali merk hand sanitizer yang entah dari mana. Plus ada juga resep membuat hand sanitizer sendiri.
Dulu bersin, ada temen yang jawab "bless you", kalau sekarang bersih, orang ngeliatin dengan tatapan "fuck you". Dulu batuk, orang biasa aja, sekarang kalau batuk, sejuta umat menatap seolah-olah yang batuk itu adalah virusnya. Dulu radang tenggorokan bisa cuek ga perlu ke dokter, sekarang kalo radang ga ke dokter dibilangnya egois, ga mikirin orang lain yang imun tubuhnya kurang baik.
Perubahan cara salaman, demi mengurangi pertukaran virus. No more shake hand, no more high five, no more fist bump, coba cara baru, salam dengan Namaste atau salam kaki. Agak awkward, tapi ya sudah lah. Segala cara pencegahan kita coba untuk lakukan saja.
Oh ya, karena ini virus baru, jadi semua negara coba meneliti dari ciri-ciri dan penanggulangannya. Jadi berangkat dengan pengetahuan yang ada mengenai wabah-wabah virus sebelumnya, disimpulkanlah : "Jangan kumpul-kumpul dulu, jangan banyak ke tempat umum, konsumsi vitamin dan jaga imun tubuh, karena Corona Virus yang belum ditemukan vaksinnya ini ternyata bisa sembuh dengan imun tubuh yang kuat"
Bumi seperti sedang mengalami masa istirahat. Tempat-tempat wisata sepi, mall dan pasar pun sepi.
Dear Earth,
Get well soon yah!
Akhir kata, stay safe untuk semua temen-temen.
Semoga kita semua bisa cepat melalui badai ini, bisa beraktivitas normal kembali.
Have a happy life, Nice People!
Comments
Post a Comment